SEJARAH KEPRAMUKAAN
1. Sejarah Kepramukaan Dunia
Awal tahun 1908 Baden Powell menulis
pengalamannya untuk acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan
tulisannya ini dibuat buku dengan judul “Scouting For Boys”. Buku ini cepat
tersebar di Inggris dan negara-negara lain yang kemudian berdiri organisasi
kepramukaan yang semula hanya untuk laki-laki dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuannya, Agnes didirikan organisasi kepramukaan untuk
wanita dengan nama Girl Guides yang kemudian diteruskan oleh istri beliau. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga
dengan nama CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard
Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak
rimba yang dipelihara dihutan oleh Induk Serigala.
Tahun 1918 Baden Powell membentuk Rover Scout bagi mereka yang telah
berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success
(Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus
mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia. Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang
pertama di Olympia Hall, London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan
pada saat itu, Baden
Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).
Beberapa Kegiatan
Jambore Dunia yang pernah diselenggarakan:
·
Tahun 1920 Jambore I di
Olympia Hall.
·
Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen,
Denmark
·
Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park,
Birkenhead, Inggris
·
Tahun 1933 Jambore IV di Godollo,
Budapest, Hongaria
·
Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang,
Blomendaal, Belanda
·
Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis
·
Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut,
Austria
·
Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
·
Tahun 1959 Jambore IX di Makiling,
Philipina
·
Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani
·
Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika
Serikat
·
Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang
·
Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer,
Norwegia
·
Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran
tetapi dibatalkan
·
Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis,
Alberta, Kanada
·
Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout
Park, Australia
·
Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan
·
Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
·
Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika
Selatan
·
Tahun 2003 Jambore XX di Thailand
·
Tahun 2007 Jambore XXI
di Britania Raya di Pulau Brownsea
·
Tahun 2011 Jambore XXII
di Rinkabi, Kristianstad, Scania di Swedia
·
Tahun 2015 Jambore XXIII di Jepang
·
Tahun 2019 Jambore XXIV di West Virginia
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus
Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang
bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford
yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama
Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk Dewan Internasional dengan
9 orang anggota dan Biro Sekretariatnya di London, Inggris dan tahun 1958 Biro
Kepramukaan sedunia dipindahkan dari London ke Ottawa Kanada. Tanggal 1 Mei
1968 Biro kepramukaan Sedunia dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
Sejak tahun 1920 sampai 19 Kepala Biro
Kepramukaan Sedunia dipegang berturut-turut oleh Hebert Martin (Inggris).
Kolonel J.S. Nilson (Inggris), Mayjen D.C. Spry (Kanada) yang pada tahun 1965
diganti oleh R.T. Lund 1 Mei 1968 diganti lagi oleh DR. Laszio Nagy sebagai
Sekjen.
Biro Kepramukaan sedunia Putra mempunyai 5
kantor kawasan yaitu Costa Rica, Mesir, Philipina, Swiss dan Nigeria. Sedangkan
Biro kepramukaan Sedunia Putri bermarkas di London dengan 5 kantor kawasan di
Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Latin.
Pendiri Gerakan kepanduan dunia, yaitu
Robert Stephenson Smyth Lord Baden-Powell Of Gilwell. Lahir pada tanggal 22 Pebruari 1857 dengan nama Robert
Stephenson Smyth. Ayah dari
Baden-powell adalah Proff. Domine Baden-pawell seorang guru besar Geometri di
Universitas Oxford, Inggris. Beliau menikah dengan Miss Henrietta Grace Smyth,
seorang putri dari Admiral kerajaan Inggris yang terkenal yaitu William T.
Smyth.
Baden-Powell dilahirkan dikalangan keluarga besar.
Baden-powell mempunyai Sembilan orang saudara, yaitu :
Warrington, George, Agustus, Frank, Penrose, Agnes, Henrietta, dan Baden
Fletcher.
Nama kecil dari Baden-powell adalah Ste, Stephe
atau Stepheson (paling sering dipanggil dengan nama Steevie). Dipanggil dengan
nama Robert atau Sir Robert, setelah mendapat gelar kesatria dari raja Inggris.
Baden Powell bertambah akrab dengan
saudara-sudaranya sejak sepeninggalan ayahnya, yang meninggal pada tanggal 11
Juni 1860. Pada usia tiga tahun Baden Powell telah menjadi anak yatim. Sehingga
sejak usia sangat muda, Baden Powell dituntut untuk hidup mandiri. Baden Powell
telah berusaha untuk hidup mandiri dengan hanya dukungan oleh kekerasan hatinya
serta keteguhan ibundanya tercinta Ny. Henriette Grace.
Ny. Henrietta Grace memasukan BP ke Charterhouse
Scool di tahun 1870. Selain pandai belajar sehingga BP meraih besiswa, BP juga
mengikuti banyak kegiatan ekstra seperti :Marching Band, Klub menembak (Rifle
Chorps), Teater, kegemarannya ini terus digeluti hingga sering tampil dalam
berbagai pementasan drama bersama sahabatnya Kenneth Mc Laren, Melukis dan
menggambar, gambar/illustrasi sering mengisi karya tulisnya, Kipper keseblasan
Charterhouse. Di Charterhouse School inilah Baden Powell mendapat julukan
lainya, yaitu “Bathing-Towel”.
Pada usia 19 tahun Baden Powell menamatkan sekolah
di Charterhouse School. Kemudian memutusan untuk bergabung dengan dinas
kemiliteran, atas bantuan pamannya kolonel Henry Smyth, komandan dari Royal
Military Academy di Woolwich. Setelah lulus dari akedemi militer tersebut Baden
Powell ditempatkan di India, dengan pangkat pembantu letnan. Pengalaman Baden Powell
di ketentaraan inilah yang nantinya akan banyak mempangaruhi perkembangan
berdirinya gerakan kepanduan di Inggris.
Baden Powell dikenal sebagai orang yang pandai
bergaul dan banyak kawannya. Salah seoarang sahabat terdekat adalah Kenneth Mc
Laren. Kebersamaan mereka telah menghasilkan banyak pengalamanan baik dalam
kedinasan, pementasan drama, maupun berburu hewan liar (babi hutan). Selama
bertugas di Afrika, Baden-powell banyak melakukan petualangan sehingga pengalaman-pengalamannya
makin bertambah. karena keberaniannya, Baden-Powell mendapat julukan IMPEESA
dari suku-suku setempat seperti : Zulu, Ashanti dan Metebele. Impeesa mempunyai
arti “Srigala yang tidak pernah tidur”.
Pada tahun 1908, Baden-Powell menulis buku
Scouting For Boys, sebuah mahakarya yang sangat spektakuler. Buku inilah yang
mengakibatkan perkembangan kepanduan semangkin besar. Buku ini menyebar
diseluruh daratan Eropa sampai ke daerah-daerah jajahan. Pada tahun 1910,
Baden-Powell meletakkan jabatanya didinas ketentaraan dengan pangkat terkhir adalah
Letnan Jendral. Mulailah Baden-Powell berkonsentrsi penuh untuk mengembangkan
kepanduan kesuruh dunia.
Pada tahun 1912, Baden-Powell mengadakan perjalanan
keliling dunia untuk menemui para pandu diberbagai Negara. Baden-Powell menikah
dengan Olave St. Clair Soames (lady Baden-Powell) pada tahun tersebut, dan
kemudian dikaruniai tiga orang anak yaitu Peter, Heather dan Betty. Pada tahun
1920, para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara
jamboree dunia yang pertama. Pada hari terakhir kegiatan Jambore tersebut (6
Agustus 1920) Baden-Powell diangkat sebagai Chief Scout Of The World atau bapak
pandu sedunia. Baden-Powell juga dianugrahi gelar Lord Baden-Powell Of Gilwell,
dengan julukan Baron oleh Raja George V.
Setelah keliling dunia, termasuk mengunjungi
Batavia (sekarang-Jakarta) pada tanggal 3 Desember 1934, sepulangnya dari
meninjau Jambore di Australia[2],
BP beserta Lady Baden-Powell menghabiskan masa-masa akhirnya di Inggris
(sekitar tahun 1935-1938). Kemudian Baden-Powell kembali ke tanah yang amat
dicintainya, Afrika.
Baden-Powell menghabiskan masa tuanya di Nyeri,
Kenya. Beliau akhirnya wafat pada tanggal 8 Januari 1941 dan diantar di atas
kereta yang ditarik oleh para pandu yang sangat mencintainya ketempat
peristirahatan terahir.
Pengalaman Baden Powell yang berpengaruh pada
kegiatan kepramukaan banyak sekali dan menarik diantaranya:
a. Karena
ditinggal bapak sejak kecil, maka mendapatkan pembinaan watak ibunya.
b. Dari
kakaknya mendapat latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olah raga
dan lain-lainnya.
c. Sifat
Baden Powell yang sangat cerdas, gembira, lucu, suka main musik, bersandiwara,
berolah raga, mengarang dan menggambar sehingga disukai teman-temannya.
d. Pengalaman
di India sebagai pembantu Letnan pada Resimen 13 Kavaleri yang berhasil
mengikuti jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta keberhasilan melatih
panca indera kepada Kimball O’Hara.
e. Terkepung
bangsa Boer di kota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari dan kekurangan
makan.
f.
Pengalaman mengalahkan Kerajaan Zulu di Afrika
dan mengambil kalung manik kayu milik Raja Dinizulu.
Pengalaman ini ditulis dalam buku “Aids To
Scouting” yang merupakan petunjuk bagi Tentara muda Inggris agar dapat
melaksanakan tugas penyelidik dengan baik. William Smyth seorang pimpinan Boys Brigade di
Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan pengalaman
beliau itu. Kemudian
dipanggil 21 pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah Inggris, diajak
berkemah dan berlatih di pulau Browns Sea pada tanggal 25 Juli 1907 selama 8
hari.
Tahun 1910 Baden Powell pensiun
dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Pada tahun 1912 menikah
dengan Ovale St. Clair Soames dan dianugerahi 3 orang anak. Beliau mendapat
titel Lord dari Raja George pada tahun 1929 Baden Powell meninggal tanggal 8
Januari 1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
3. Sejarah Kepramukaan di Indonesia
Pendidikan Kepramukaan di
Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang
merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu perlu
diketahui sejarah perkembangan Kepramukaan di Indonesia.
Gagasan Boden Powell yang
cemerlang dan menarik itu akhirnya menyebar ke berbagai negara termasuk
Netherland atau Belanda dengan nama Padvinder. Oleh orang Belanda gagasan itu
dibawa ke Indonesia dan didirikan organisasi oleh orang Belanda di Indonesia
dengan nama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging/Persatuan
Pandu-Pandu Hindia Belanda). Oleh pemimpin-pemimpin gerakan nasional dibentuk
organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan
menjadi kader pergerakan nasional. Sehingga muncul bermacam-macam organisasi
kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders Organizatie) JJP (Jong Java
Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche Padvindery), SIAP (Sarekat Islam
Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).
Dengan adanya larangan
pemerintah Hindia Belanda menggunakan istilah Padvindery maka K.H. Agus Salim
menggunakan nama Pandu atau Kepanduan (kemudian beliau disebut bapak pandu
Indonesia). Dengan meningkatnya kesadaran nasional setelah Sumpah Pemuda, maka
pada tahun 1930 organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS
(Pandu Pemuda Sumatra) bergabung menjadi KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia).
Kemudian tahun 1931 terbentuklah PAPI (Persatuan Antar Pandu Indonesia) yang
berubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia) pada tahun
1938. Pada waktu pendudukan Jepang Kepanduan di Indonesia dilarang sehingga
tokoh Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.
Sekitar tahun 1961
kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi kepanduan yang terhimpun
dalam 3 federasi organisasi yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13
September 1951, POPPINDO (Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI
(Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) Menyadari kelemahan yang ada maka ketiga
federasi melebur menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan
Indonesia). Karena masih adanya rasa golongan yang tinggi membuat Perkindo
masih lemah. Kelemahan gerakan kepanduan Indonesia akan dipergunakan oleh pihak
komunis agar menjadi gerakan Pioner Muda seperti yang terdapat di negara
komunis. Akan tetapi kekuatan Pancasila dalam Perkindo menentangnya dan dengan
bantuan perdana Menteri Ir. Juanda maka perjuangan menghasilkan Keppres No. 238
tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditandatangani
oleh Pjs Presiden RI Ir. Juanda karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke
Jepang. Di dalam Keppres ini gerakan pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai
satu-satunya badan di wilayah Indonesia yang diperkenankan menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan, sehingga organisasi lain yang menyerupai dan sama
sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang keberadaannya.
Gerakan Pramuka adalah
nama organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang
memiliki arti Orang Muda yang Suka Berkarya.
Pramuka merupakan sebutan
bagi anggota Gerakan
Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun). Kelompok
anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya
pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem
pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun
1923 yang ditandai dengan
didirikannya (Belanda) Nationale
Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Sedangkan pada tahun
yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij
Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri
menjadi satu, bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij
Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926. Pendirian gerakan ini
pada tanggal 14 Agustus 1961 sedikit-banyak diilhami
oleh Komsomol di Uni Soviet. Organisasi Kepanduan
Indonesia di seputaran tahun 1920-an.
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan UU ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan.
4. Organisasi Gerakan Pramuka
Gerakan
Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan
kepanduan
yang dilaksanakan di Indonesia.
Struktur Organisasi Gerakan Pramuka
adalah bagan atau skema yang menggambarkan tingkatan-tingkatan organisasi
Gerakan Pramuka mulai dari
tingkatan yang paling bawah sampai dengan yang paling atas beserta mekanisme
kerjanya. Dengan struktur organisasi tersebut, Gerakan Pramuka sebagai
organisasi kepanduan di Indonesia dapat menyusun dan menata organisasi
gerakan pramuka dari tingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, sampai ke Gugusdepan. Sehingga
organisasi dapat berjalan dengan efektif.
Struktur organisasi Gerakan Pramuka
diatur dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 220 Tahun 2007
tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi Gerakan Pramuka. Dalam
keputusan ini juga diatur tentang tugas pokok dan fungsi Gerakan Pramuka,
pembagian tugas dan tanggung jawab, musyawarah, dan garis hubungan dalam
organisasi Gerakan Pramuka. Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Nomor 220 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi
Gerakan Pramuka.
Struktur
organisasi Gerakan Pramuka disusun mulai dari tingkat Nasional, Daerah, Cabang,
Ranting, hingga ke Gugusdepan. Struktur organisasi tersebut terdiri atas
Majelis Pembimbing (Mabi), Kwartir, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kordinator
Gugusdepan (Korgudep), Gugusdepan (Gudep) dan Satuan Karya Pramuka (Saka), dan
Badan Kelengkapan Kwartir.
Comments
Post a Comment